Senin, 14 Maret 2011

Foto Reaktor Nuklir Jepang Yang Meledak

Foto Reaktor Nuklir Jepang Yang Meledak - Gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala Richter, disertai tsunami setinggi 10 meter, masih membawa duka bagi warga Jepang. Gempa susulan juga masih terjadi beberapa kali di negara itu kemarin (12/3).

Gempa berkekuatan 6,8SR kembali mengguncang pantai timur Jepang kemarin. Hal itu terjadi kurang dari 24 jam setelah gempa mengguncang pada Jumat lalu (11/3). Saat itu, pusat gempa ada di kedalaman laut 24 km sekitar 130 km sebelah timur Kota Sendai, Perfektur Miyagi, Pulau Honshu.

Menurut US Geological Survey (USGS), gempa baru kemarin berpusat di kedalaman 24 km sekitar 174 km tenggara Sendai. Gempa susulan telah terjadi lebih dari sebelas kali sejak gempa pada Jumat lalu.

Tetapi, kepanikan justru melanda Jepang ketika sebuah reaktor nuklir meledak kemarin. Negara yang berpenduduk hampir 130 juta jiwa itu dilanda krisis nuklir setelah gempa berkekuatan besar dan tsunami menyebabkan sistem pendingin reactor nuklirnya tak berfungsi. Itu terjadi di dua reaktor atau pembangkit listrik tenaga nuklir, yakni Fukushima Nomer 1 dan Nomer 2, timur laut Tokyo.

Puluhan ribu warga yang tinggal di dekat lokasi dua reaktor tersebut terpaksa dievakuasi. Pasalnya, radiasi 1.000 kali di atas normal terdeteksi di ruang kontrol salah satu reaktor tersebut. 

Para pejabat Jepang memperingatkan melelehnya inti reaktor nuklir itu bisa terjadi setelah diguncang gempa 8,9 SR. Pihak berwenang harus membuang uang radioaktif untuk merringankan dan meredakan tekanan dalam bangunan di dalam dua reactor itu.

Laporan yang mengutip komisi keamanan nuklir Jepang menyebutkan bahwa radioactive caesium telah terdeteksi di dekat reaktor Fukushima Nomor 1, sekitar 250 km timur laut Tokyo.

Foto Reaktor Nuklir Jepang Yang Meledak 2011- Ancaman melelehnya inti reaktor tersebut bisa saja menimbulkan bencana nuklir terburuk sejak ledakan di reaktor nuklir Chernobyl, Ukraina, pada 1986. "Saat ini kami masih meneliti penyebab ledakan dan kebocoran pada reaktor nuklir. Kami akan segera umumkan kepada publik setelah ada informasi lebih lanjut," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yukio Edano setelah membenarkan terjadinya ledakan maupun kebocoran radiasi pada dua reaktor nuklir Jepang kemarin. 
  
Edano menyebut bahwa evakuasi telah dilakukan dengan radius 10 km dari reaktor Fukushima Daiici 1 yang telah berusia 40 tahun. Tetapi, sejam kemudian zona evakuasi diperluas hingga radius 20 km. Dalam tayangan TV, terlihat asap tebal dan uap mengepul  dari reaktor tersebut. 
  
Perdana menteri (PM) Naoto Kan meminta agar warga Jepang tetap tenang. Penduduk yang tinggal di sekitar reaktor nuklir diimbau agar tidak panik. Kan menegaskan bahwa pemerintah akan berbuat sebaik dan secepat mungkin untuk melindumgi keselamatan warga.
  
"Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat, kami akan lakukan yang terbaik agar tak seorang pun warga yang mengalami masalah kesehatan," janji pemimpin dari partai politik tengah kiri tersebut. "Dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin agar setiap sorang mendengarkan masukan pemerintah dan menyikapi dengan tenang laporan media," lanjut dia.
  
Korban tewas dalam musibah gempa dan tsunami di Jepang diperkirakan telah melampaui 1.300 orang. Korban jiwa diperkirakan terus bertambah.
  
Bahkan, stasiun televisi NHK melaporkan bahwa sekitar 10 ribu orang belum diketahui nasibnya di di kota pantai dan pelabuhan Minamisanriku, Perfektur Miyagi, kemarin. Angka itu merupakan lebih dari separo penduduk kota tersebut yang mencapai 17 ribu jiwa.
  
Pemerintah setempat masih berupaya mencari keberadaan mereka. Pasukan Pertahanan Diri atau Self Defence Forces (tentara Jepang) telah dimintai bantuan.  Sejauh ini pemerintah telah mengonfirmasi bahwa sekitar 7.500 warga kota itu dievakuasi ke 25 shelter.
  
Ancaman  nuklir bisa menambah jumlah korban. Apalagi, mereka yang terkena radiasi bisa menderita kanker. Pada akhirnya, nyawa mereka pun terancam.
  
Situasi itulah yang memicu kepanikan. Hal itu antara lain dirasakan keluarga Suzuki. "Saudara saya bekerja di reaktor nuklir Fukushima Nomor 2. Dia bekerja sepanjang malam (sejak terjadi gempa dan tsunami). Saya khawatir pada nasibnya karena risiko terkena radiasi," tutur Suzuki.
  
Foto Reaktor Nuklir Jepang Yang Meledak - Musibah kebocoran nuklir di Jepang pernah terjadi di pabrik pemrosesan uranium Tokaimura pada September 1999. Saat itu, dua pekerja tewas. Lalu, lebih dari 600 orang terkena radasi dan 320 ribu terpaksa berlindung di dalam rumah lebih dari sehari hanya dua bulan setelah kebocoran air pendingin pada reaktor nulkir di barat Tsuruga. 
  
Kekhawatiran atas dampak radiasi nuklir juga muncul pada Agustus 2004. Saat itu, empat pekerja tersiram hingga tewas dan beberapa terluka akibat uap non-radiaktif dari reaktor di pusat Mihama. Lalu, reaktor Monju terpaksa ditutup setelah mengalami kebocoran sodium pada Desember 1995. Selanjutnya, terjadi kebakaran dan kebocoran tritium di reaktor itu pada 1997 sehingga mengakibatkan lusinan orang terkena radiasi.
  
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan turun tangan untuk membantu mengatasi kebocoran reaktor nuklir di Jepang. Kepada lembaga itu, Jepang telah mengonfirmasikan persiapan guna membagikan iodine (yodium) untuk mengatasi dampak radiasi. Cairan tersebut bisa digunakan untuk melindungi tubuh dari paparan radioaktif.
  
"IAEA telah menegaskan lagi tawaran bantuan teknis kepada pemerintah Jepang. Kami siap bantu jika memang dibutuhkan pemerintah Jepang," kata lembaga yang bermarkas di Wina, Austria, itu dalam pernyataannya kemarin. Sumber : JPNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar