Efek Meledak Reaktor Nuklir Jepang - Ancaman radiasi di sekitar Pembakit Listrik Tenaga Nuklir Tokyo masih mengkhawatirkan. Tingkat radiasi telah naik melebihi angka keamanan di sekitar perusahaan yang terkena dampak gempa 8,9 skala Richter. Perusahaan itu telah meminta pemerintah supaya mengumumkan situasi darurat.
"Saya tidak mengartikan perlu segera perlakuan khusus pada manusia,” Perusahaan itu menyebutkan. Pihak perusahaan sebelumnyamengatakan reaktor nuklir itu sudah melepaskan panas. Kenaikan radiasi terjadi setelah perusahaan melepaskan uap radioaktif dari reaktor lain untuk melepaskan tekanan. Karena itulah perusahaan kembali mewajibkan pemerintah menginformasikan "situasi darurat."
Jumat lalu, status darurat nuklir diumumkan pemerintah Jepang setelah pembakit nuklirnya terbakar akibat gempa 8,9 skala Richter diikuti tsunami. Meski terbakar, pemerintah kala itu memastikan tak ada kebocoran atau bahaya radiasi. "Tidak ada kebocoran hingga saat ini, dan tidak ada tanda-tanda kebocoran," kata Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano Jumat (11/3).
Yukio Edano mengatakan tidak ada perubahan besar dalam tingkat radiasi setelah ledakan karena tidak terjadi di dalam wadah reaktor. "Fasilitas reaksi nuklir dikelilingi oleh mesin penyimpanan baja, yang kemudian dikelilingi oleh bangunan beton. Bangunan ini runtuh. Kami mempelajari bahwa mesin penyimpanan di dalam tidak meledak," katanya dalam konferensi pers.
Pemerintah hanya mengumumkan kondisi darurat dan membentuk tim darurat untuk mengatasinya. Namun Sabtu lalu, kebocoran radiasi mulai terjadi pada sebuah reaktor nuklir Jepang. Walaupun pemerintah berkukuh menyatakan tingkat radiasi masih rendah.
Ledakan di lokasi reaktor menimbulkan kekhawatiran bahaya radiasi. Petugas terus berupaya mengatispasi supaya tak terulang kejadian nuklir terburuk sejak ledakan Chernobyl pada tahun 1986.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar