Senin, 03 Oktober 2011

Insurance, Financial Awareness, and Sales Ethic

Kali ini saya pengen banget nih bahas tentang insurance. Buat temen2, pasti sering donk ya ditawarin berbagai macam produk asuransi baik secara langsung didatangi di pusat perbelanjaan, atau berbagai media telekomunikasi. Saya sendiri tergerak untuk membuat artikel ini karena sudah beberapa kali ditawari asuransi via telepon bahkan via BBM. Nah, sayangnya, yang nawarin saya via BBM ini kok sering kali ga paham dengan produk yang ditawarkan, padahal saya udah serius nanya. *phewh* cuma iklannya doang gembor adira asuransi kendaraan terbaik Indoensia.

Menyorot dari semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan financial plan, maka kebutuhan asuransi pun juga menjadi concern dalam pembuatan plan. Tapi sebenernya apa aja sih asuransi yang kita perlukan? Yuk, saya mencoba membagi secuil pengetahuan saya yang bahkan sampe sekarang belum ikut asuransi apapun .

Asuransi pada dasarnya adalah produk untuk proteksi, bisa proteksi jiwa, kesehatan, aset dan sebagainya (saya ga akan bahas asuransi untuk bagian tubuh tertentu ya ). Kenapa sih kita perlu proteksi? Nah, dalam perencanaan keuangan, kita harus melihat dari berbagai sudut pandang agar tujuan finansialnya semua tercapai. Kita semua pasti tau donk kalo yang namanya kejadian tak terduga seperti kematian atau total dissability pasti nantinya akan berimbas ke kacaunya tujuan finansial keluarga. Produk asuransi itu sendiri jenisnya sangat beragam, yang kali ini saya hanya akan menyorot mengenai asuransi yang berkaitan dengan jiwa/kesehatan saja.

Asuransi jiwa adalah program asuransi yang memberikan proteksi terhadap resiko pada jiwa seseorang yang menjadi tertanggung. Manfaat proteksi jiwa ini adalah jaminan kepastian terhadap tertanggung dan keluarga dalam menghadapi berbagai resiko kehidupan. Jenis asuransi ini hanya dapat di claim jika tertanggung mengalami kematian atau kelumpuhan sehingga ahli warisnya mendapat uang pertanggungan (UP) sesuai dengan jumlah yang disepakati di awal. Asuransi jiwa ini kemudian ada 2 jenis berbeda, term-life dan whole-life.

Term-Life insurance, adalah jenis asuransi jiwa yang kita beli dalam jangka waktu tertentu. Asuransi ini umumnya memiliki UP yang besar namun premi yang relatif ringan. Tetapi, karena sifatnya berjangka, jika tidak ada klaim dalam rentang waktu yang diasuransikan, maka premi akan hangus. Misalnya, Pak Budi (35) membeli asuransi jenis term-life untuk 20 tahun ke depan hingga usia pensiun (55) untuk proteksi agar anak-anaknya tetap dapat bersekolah jika terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap dirinya. Namun (alhamdulillah) Pak Budi masih sehat hingga usia pensiunnya (55), maka premi yang dibayarkan tiap tahun itu pun akan hangus dan tidak dapat diklaim.

Whole-Life insurance, merupakan polis permanen yang tidak dibatasi tanggal berakhirnya polis seperti pada term-life. Sehingga klaim cenderung pasti akan terjadi akibatnya premi yang harus dibayar lebih mahal dibanding premi term-life dimana klaim hanya belum tentu terjadi. Polis permanen ini pada umumnya perusahaan asuransi tetap menentukan limit hingga tertanggung berusia 99 tahun. Produk ini memang kelihatannya lebih menguntungkan karena kita ditanggung “seumur hidup”, namun selain premi yang lebih mahal, ternyata UP pada produk whole-life ini juga relatif lebih kecil dari pada produk jenis term-life.

Berikut ini adalah beberapa poin mengenai untung-rugi asuransi term-life vs whole-life :

Term-life premi lebih murah dibandingkan whole-life
Uang pertanggungan untuk term-life jauh lebih besar dengan jumlah premi yang sama dengan whole-life
Term-life perlindungan bersifat jangka waktu tertentu sedangkan whole life seumur hidup
Whole-life punya nilai tunai polis diakhir masa kontrak, term-life tidak ada
Nilai tunai polis whole-life dapat di jadikan agunan untuk pinjaman tunai selama masa kontrak, term-life tidak ada
Adanya bonus deviden dari perusahaan bagi pemegang polis whole-life, term-life tidak ada
Selanjutnya adalah Health Insurance, yang merupakan produk asuransi yang dapat diklaim setiap kali kita sakit kemudian berobat ke berbagai rumah sakit yang telah ditunjuk oleh perusahaan asuransi sebagai provider (atau bisa juga menggunakan sistem re-imburse untuk RS non-provider). Plafon asuransi kesehatan ini kemudian akan disesuaikan dengan premi bulanan/tahunan kita. Semakin besar premi tentunya manfaat klaim juga akan semakin besar.

Terakhir, sekarang yang lagi bener2 nge-hits adalah asuransi Unitlink yang merupakan sebuah produk hibrid yang dijual oleh perusahaan asuransi. Biasanya jenis paling populer adalah Unitlink dengan produk dasar berupa Asuransi Jiwa Whole-Life untuk pembayaran premi 10 tahun dengan coverage hingga umur 99 tahun. Kemudian, produk ini akan ditempeli produk-produk tambahan seperti Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan, Asuransi Penyakit Kritis dan Unit Investasi.

Dari ke empat produk asuransi diatas, mana sih yang bener2 kita butuhkan dan sesuai dengan proyeksi tujuan finansial? Kita harus bener2 sesuaikan dulu nih, misal jika kita masih single dan belum memiliki tanggungan (anak/istri) apakah kita perlu membeli asuransi jiwa. Tapi lain halnya jika Anda memiliki tanggungan adik, sedangkan orang tua sudah tidak bisa aktif bekerja. Dalam kasus demikian, meskipun Anda belum menikah dan memiliki tanggungan keluarga sendiri, maka merupakan keputusan yg cukup bijak untuk membeli asuransi jiwa dengan Anda sebagai tertanggung, dan jika Anda meninggal/cacat maka ahli waris dapat mempergunakan UP untuk menyelesaikan studi adik Anda tsb.

Sementara pada kasus seperti saya, orang tua masih pensiun dalam waktu yang cukup hingga adik saya selesai kuliah. Suami saya adalah anak terakhir sehingga orang tuanya tidak ada tanggungan lagi. Dan baik saya maupun suami keduanya bekerja dan kami belum mempunyai anak (semoga segera ada alasan buat beli asuransi yah! Aamiin ), maka saat ini kami belum memerlukan proteksi dari asuransi jiwa ini. Jadi kami cukup menginvestasikan portofolio kami ke beberapa jenis investasi dan menyiapkan dana darurat sebagai “proteksi” terhadap risiko investasi. Ayo temen2 agen asuransi, doain kami cepet dapet momongan yaa, nanti aku beli deh asuransinya…

Sedangkan untuk asuransi kesehatan, ini adalah produk yang sangat penting untuk diri anda sendiri tanpa mempertimbangkan ada tanggungan atau tidak. Pada umumnya, kita yang bekerja di suatu perusahaan telah mendapatkan fasilitas asuransi kesehatan dari kantor. Kita wajib tahu berapa besar klaim yang bisa diajukan untuk masing-masing pemeriksaan, obat, atau biaya inap (opname). Jika Anda merasa masih kurang dengan fasilitas kantor tersebut, maka Anda bisa membeli produk asuransi kesehatan yang bisa double-claim, yaitu jika plafon asuransi dari kantor Anda sudah mencapai limit, maka sisa biaya dapat diklaim ke asuransi kesehatan pribadi Anda. Nah, saya termasuk yang beruntung nih, dapet asuransi kesehatan dari kantor saya sendiri sekaligus dari kantor suami, bisa double claim pula!

Pada produk Unitlink, sudah banyak artikel yang membahas mengenai untung-rugi produk ini. Agen asuransi pada umumnya mengunggulkan adanya alokasi investasi (umumnya pada reksadana) yang nilainya memang akan terus mengikuti pergerakan perekonomian dan inflasi. Namun seberapa banyak hasil yang akan kita dapatkan dari investasi dengan Unitlink daripada dengan melakukan investasi sendiri pada reksadana atau yang lain? Produk Unitlink ini dibebani dengan sederet biaya-biaya yang akhirnya justru akan memperlambat pertumbuhan produk investasi. Tetapi pada beberapa kasus, kita mungkin saja memerlukan Unitlink. Produk ini dan induknya (asuransi whole-life) tidak memerlukan adanya medical check-up, sehingga cenderung lebih cocok untuk konsumen dengan usia yang sudah mendekati masa pensiun dan belum memiliki investasi apa2. Sedangkan jika menggunakan asuransi term-life, karena memang faktor usia dan degenerasi sel2 tubuh, maka akan berimbas pada mahalnya premi yang harus dibayarkan setiap tahunnya.

Untuk detail produk asuransi yang nantinya kita butuhkan, yuk mari kita cek lagi tujuan finansial kita apa. Dan perlu diingat, asuransi ini sifat dasarnya adalah proteksi. Kalau memang nantinya tidak digunakan yaa Alhamdulillah donk (masa lebih seneng keluarga meninggal trus dapet premi?) Jangan mudah tergiur oleh iming2 investasi di dalamnya, terutama jika kita sudah paham dan dapat melakukan investasi reksadana, properti, dll sendiri, karena returnnya akan lebih bagus. Jika perlu, Anda juga dapat mempergunakan jasa financial planner untuk memberikan perhitungan detail terhadap tujuan finansial keluarga Anda dan memberikan saran produk asuransi dan investasi yang benar2 cocok.

Dan pesan buat para agen asuransi, ayo donk dipelajari detail produk asuransi yang dijual, jangan asal minta belas kasihan temen/saudara untuk ngebeli asuransi dari kamu! Kalo cara kerjanya kaya gitu, berarti ga profesional donk karena ga punya kode etik bekerja yaitu dengan menguasai apa yang menjadi job description-nya. Masa jualan tapi ga tau yang dijual apa? Gimana bisa meyakinkan calon klien donk? Dan urusan finansial ga ada hubungannya ya bo’ dengan si agen saudara kita ato temen deket, finance itu urusan angka, bukan sastra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar